Cari Blog Ini

Kamis, 27 Desember 2012

kesucian karna Allah

     salah satu cara untu berdekatan dengan Allah  adalah kita suci dari apapun. untuk itu kita sadari bahwa kita itu masih punya kotoran dalam jiwa kita dan rohani kita , justru dari itu kita harus lebih bersemangat dalam meraih kecintaan Allah, yaitu dengan bersuci dalam hal badan atau ruh, selalu beribadah dalam keadaan sedih, senang , susah , gembira  dan  bahwa semua perbuatan kita karna Allah , dan dengan cara bercinta dengan Allah adalah salah satunya bertawasull kepada Rasul dan Al imamah dan  kita pasti dapat cinta Allah oleh itu kita sekalian demi kebaikan kita , mari kita bersihkan dengan bertobat kepada Allah

Jumat, 21 Desember 2012

sosok mencengangkan

israel adalah negara terkeji dan termunafik di dunia, negara itu dulu adalah negara sampah , setelah bermunafik , berpura pura baik kepada palestina sekarang , negara keji tersebut menguasai palestina , dia berbohong , berperang sembunyi sembunyi , membunuh warga palestina , demi itu dia menguasai negara  palestina , dan negara tersebut sudah menguasai negara palestina , itu merupakan contoh negara yang biadab , sebaiknya kita janganlah seperti negara tersebut karna kita didunia ini adalah hidup sementara , hanya fana' , dan kalau memang negara kita sempit janganlah kaya israel , hanya mempentingkan dirinya sendiri , tunggulah keajaiban seperti dengan berdoa , bermunajat , sholat , supaya negara kita kita maju dari pada negara lain ., contohnya saja negara iran , negara penuh berkah ,penuh kecintaan, penuh keridhoan , selalu berwibawa , sumber ; kertas ilmu


imam ali khomenei

Khamenei
Artikel ini sepenuhnya saya copas dari leader.ir
Kelahiran hingga sekolah
Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, putra almarhum Hujjatul Islam wal Muslimin Haj Sayyid Javad Husaini Khamenei, dilahirkan pada tanggal 24 Tir 1318 Hijriah Syamsiah (16 Juli 1939) atau bertepatan dengan tanggal 28 Shafar 1357 Hijriah di kota suci Mashad. Beliau adalah putra kedua. Kehidupan Sayyid Javad Khamenei sangat sederhana sama seperti kebanyakan ulama dan pengajar agama lainnya. Istri dan anak-anaknya memahami secara mendalam makna zuhud dan kesederhanaan dengan baik berkat bimbingannya. Ketika menjelaskan kondisi kehidupan keluarganya, Rahbar mengatakan, “Ayah saya adalah ulama yang terkemuka, namun sangat zuhud dan pendiam. Kehidupan kami cukup sulit. Saya teringat, sering di malam hari kami tidak memiliki apa-apa untuk dimakan! Ibu saya dengan susah payah menyiapkan makan malam… hidangan makan malam itu adalah roti dan kismis”.
“Rumah ayah tempat saya dilahirkan -hingga saya berusia empat sampai lima tahun- berukuran 60 – 70 meter persegi di kawasan miskin Mashad. Rumah ini hanya memiliki satu kamar dan sebuah ruang bawah tanah yang gelap dan sempit. Ketika ayah saya kedatangan tamu (karena ayah saya adalah seorang ulama dan menjadi rujukan masyarakat, beliau sering kedatangan tamu) kami pergi ke ruang bawah tanah sampai tamu itu pergi. Kemudian beberapa orang yang menyukai ayah saya membeli tanah di samping rumah dan menggabungkannya dengan rumah kami sehingga rumah kami memiliki tiga kamar”.
Seperti inilah beliau dibimbing dan sejak usia empat tahun Rahbar bersama kakak beliau yang bernama Sayyid Mohammad diserahkan ke maktab untuk mengenal alpabet dan belajar membaca AlQuran. Setelah itu, kedua bersaudara ini melalui jenjang pendidikan dasar mereka di sekolah Islam yang saat itu baru dibangun “Daar At-Ta’lim Diyanati”.
Di Hauzah Ilmiah
Setelah mempelajari Jamiul Maqaddimat, ilmu sharf dan nahwu, beliau masuk ke hauzah ilmiah serta belajar ilmu-ilmu dasar dan sastra dari ayah beliau dan para guru lainnya. “Faktor dan alasan utama saya memilih jalan bercahaya keruhanian ini adalah ayah saya dan ibu saya yang selalu mendukung saya.”
Beliau belajar ilmu tata bahasa Arab Jamiul Muqaddimat, Suyuthi dan Mughni dari para guru di madrasah Sulaiman Khan dan Navvab. Sang ayah mengawasi terus dan memantau perkembangan pendidikan anaknya. Pada masa itu Sayyid Ali Khamenei juga mempelajari buku Ma’alim. Kemudian beliau belajar kitab Syarai’ Al Islam dan Syarh Lum’ah dari sang ayah dan sebagiannya dari almarhum Agha Mirza Modarris Yazdi. Untuk kitab Rasail dan Makasib, beliau menimba ilmu dari almarhum Haj Syeikh Hashim Qazveini, dan pelajaran lainnya di jenjang fiqih dan ushul, beliau dibimbing langsung oleh sang ayah. Beliau melalui tingkat dasar itu sangat cepat hanya dalam kurun waktu lima setengah tahun. Ayah beliau pada masa itu berperan sangat besar dalam perkembangan anaknya. Sayid Ali Khamenei berguru pada almarhum Ayatullah Mirza Javad Agha Tehrani di bidang ilmu logika, filsafat, kitab Mandzumah Sabzavari, dan kemudian beliau juga belajar dari almarhum Syeikh Reza Eisi.
Di Hauzah Ilmiah Najaf
Sejak usia 18 tahun Ayatullah Khamenei mulai belajar tingkat darsul kharij (tingkat tinggi) ilmu fiqih dan ushul di kota Mashad dari seorang marji’ almarhum Ayatullah Al Udzma Milani. Pada tahun 1336 hijriah syamsiah (1957) beliau pergi menuju kota Najaf di Irak untuk berziarah. Setelah menyaksikan dan ikut dalam kelas darsul kharij dari para mujtahid di hauzah Najaf termasuk almarhum Sayyid Muhsin Hakim, Sayyid Mahmoud Shahroudi, Mirza Bagher Zanjani, Sayyid Yahya Yazdi, dan Mirza Bojnourdi, Sayid Ali Khamenei sangat menyukai kondisi belajar, mengajar, dan penelaahan di hauzah ilmiah Najaf. Beliau pun lantas memberitahukan niatnya untuk belajar di Najaf kepada sang ayah, namun ayah beliau tidak menyetujui hal ini. Setelah beberapa waktu, beliau kembali ke Mashad.
Di Hauzah Ilmiah Qom
Pada tahun 1337 hingga 1343 Hijriah Syamsiah (1958-1964), Ayatullah Khamenei belajar ilmu tingkat tinggi di bidang fiqih, ushul, dan filsafat, di hauzah ilmiah Qom dari para guru besar termasuk di antaranya almarhum Ayatullah Al-Udzma Boroujerdi, Imam Khomeini, Syeikh Murtadha Hairi Yazdi, dan Allamah Taba’tabai. Pada tahun 1343 Hijriah Syamsiah (1964), Sayid Ali Khamenei sangat sedih karena dalam surat menyurat dengan ayahnya, beliau mengetahui bahwa satu mata ayahnya tidak dapat melihat lagi akibat terserang penyakit katarak. Saat itu beliau bimbang antara tinggal di Qom untuk melanjutkan studi atau pulang ke Mashad. Akhirnya demi keridhoan Allah swt, beliau memutuskan pulang ke Mashad dan merawat sang ayah.
Dalam hal ini Ayatullah Khamenei mengatakan, “Saya pulang ke Mashad dan Allah swt telah melimpahkan petunjuk-Nya kepada kami. Yang terpenting adalah saya telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab saya. Jika saya mendapatkan anugerah, itu dikarenakan kepercayaan saya untuk selalu berbuat baik kepada ayah dan ibu saya”.
Dihadapkan pada dua pilihan sulit tersebut, Ayatullah Khamenei memutuskan pilihan yang tepat. Sejumlah guru dan rekan beliau sangat menyayangkan mengapa beliau sedemikian cepat meninggalkan hauzah ilmiah Qom, karena mereka berpendapat jika beliau tinggal sedikit lebih lama lagi maka beliau akan menjadi demikan dan demikian… Namun fakta di masa depan membuktikan bahwa Ayatullah Khamenei memilih pilihan yang tepat dan perjalanan hidup yang ditetapkan oleh Allah swt untuk beliau lebih tinggi dan mulia dari apa yang mereka perkirakan. Adakah orang yang menduga bahwa ulama muda berusia 25 tahun yang cerdas dan berbakat ini, yang pergi meninggalkan Qom untuk merawat kedua orang tuanya, kelak 25 tahun kemudian diangkat menjadi pemimpin umat?
Di Mashad, Ayatullah Khamenei tidak menginggalkan pelajarannya. Selain hari libur, dan pada waktu berjuang, dipenjara, atau bepergian, beliau tetap melanjutkan pelajaran tingkat tinggi fiqih dan ushul hingga tahun 1347 Hijriah Syamsiah (1768) dari para guru besar hauzah Mashad khususnya Ayatullah Milani. Tidak hanya itu, sejak tinggal di Mashad tahun 1343 Hijriah Syamsiah (1964) untuk merawat kedua orang tuanya, Ayatullah Khamenei juga memberikan pelajaran ilmu fiqih, ushul, dan maarif Islami kepada para pelajar agama muda dan mahasiswa.
Perjuangan Politik
Ayatullah Khamenei menurut keterangan beliau sendiri adalah termasuk salah satu murid Imam Khomeini dalam pelajaran fiqih, ushul, politik, dan revolusi. Namun percikan pertama aktivitas politik dan perjuangan beliau terhadap pemerintahan dzalim, dipantik oleh seorang pejuang besar yang gugur syahid di jalan Islam, Sayyid Mujtaba Navvab Safavi. Ketika itu, Navvab Safavi dan sejumlah pejuang Islam lainnya dari kelompok Fedaiyan-e Islam (Pembela Islam) pada tahun 1331 Hijriah Syamsiah (1952) pergi ke kota kota Mashad untuk menyampaikan pidatonya yang berapi-api di madrasah Sulaiman Khan soal kebangkitan Islam dan penerapan hukum Allah, serta membongkar tipu daya Rezim Syah dan Inggris terhadap bangsa Iran. Pada masa itu, Ayatullah Khamenei termasuk pelajar madrasah Sulaiman Khan dan beliau benar-benar terkesan oleh pidato Navvab. Dalam hal ini beliau mengatakan, “Saat itu juga percikan semangat revolusi Islam dibangkitkan pada jiwa saya oleh Navvab dan saya tidak ragu lagi bahwa saat itulah Navvab telah menyalakan api perjuangan dalam hati saya”.

Bersama Gerakan Imam Khomeini r.a
Ayatullah Khamenai pada tahun 1341 Hijriah Syamsiah (1962), tinggal di kota suci Qom dan saat itu beliau masuk di medan perjuangan politik Imam Khomeini melawan politik anti-Islam ala Amerika Serikat (AS) yang digulirkan oleh Rezim Syah Pahlevi. Selama 16 tahun beliau berjuang dan harus melalui berbagai kondisi termasuk penjara dan pengasingan. Selama itu pula beliau tidak gentar menghadapi segala bentuk ancaman bahaya. Untuk pertama kalinya pada tahun 1338 Hijirah Syamsiah (1959), beliau diinstruksikan oleh Imam Khomeini untuk menyampaikan pesannya kepada Ayatullah Milani dan para ulama lainnya di Propinsi Khorasan soal mekanisme program dakwah para ulama dan ruhaniwan di bulan Muharram dan penyingkapan kebobrokan politik Rezim Syah dan AS, serta menyangkut kondisi Iran dan kota suci Qom. Misi itu dijalankannya dengan baik dan beliau melaksanakan tugas dakwah bulan Muharram di kota Birjand. Dalam dakwahnya, seperti yang telah dimandatkan oleh Imam Khomeini, Ayatollah Khamenei mengungkap kebobrokan Rezim Syah dan politik AS. Oleh sebab itu, pada tanggal 9 Muharram bertepatan dengan tanggal 12 Khordad 1342 (2 Juni 1963), beliau ditangkap dan ditahan semalam. Keesokan harinya beliau dibebaskan dengan syarat tidak lagi berpidato di atas mimbar. Gerak gerik beliau pun diawasi oleh aparat. Menyusul terjadinya peristiwa berdarah 15 Khordad (5 Juni 1963), beliau kembali ditangkap dan diserahkan ke penjara militer di kota Mashad. Beliau mendekam selama 10 hari dalam penjara tersebut dan selama itu pula beliau menjadi mangsa aksi penyiksaan sadis.
Penahanan Kedua
Pada bulan Bahman tahun 1342 Hijriah Syamsiah (Februari 1963) atau Ramadhan 1383 Hijriah, Ayatullah Khamenei bersama beberapa rekan beliau pergi menuju Kerman dengan perencanaan yang matang. Setelah dua atau tiga hari berpidato dan bertemu dengan ulama dan para pelajar agama di Kerman, beliau melanjutkan perjalanannya menuju kota Zahedan. Pidato beliau yang penuh semangat khususnya pada tanggal 6 Bahman (26 Januari) hari ulang tahun pemilihan umum dan referendum palsu yang digelar Rezim Syah- mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Pada tanggal 15 Ramadhan yang bertepatan dengan hari kelahiran Imam Hasan as, ketegasan dan keberanian serta semangat revolusi Ayatullah Khamenei dalam mengungkap politik setan dan ala AS Rezim Syah Pahlevi, sampai pada puncaknya. Sebab itu, para agen intelejen Rezim Syah atau SAVAK, menangkap beliau pada malam hari dan mengirim beliau ke Tehran dengan menggunakan pesawat. Beliau dijebloskan ke dalam sel perorangan di penjara Qezel Qal’eh selama kurang lebih dua bulan. Selama itu pula beliau bersabar menahan segala macam penyiksaan.
Penahanan Ketiga dan Keempat
Kelas pelajaran tafsir, hadis, dan pemikiran Islami beliau di kota Mashad dan Tehran, mendapat perhatian yang luar biasa dari para pelajar muda revolusioner. Hal inilah yang kembali membuat para agen SAVAK geram dan selalu mengawasi aktivitas Ayatullah Khamenei. Karena diawasi, pada tahun 1345 Hijriah Syamsiah (1966) Ayatollah Khamenei beraktivitas secara sembunyi-sembunyi. Setahun kemudian, beliau ditangkap dan dipenjara. Pada tahun 1349 Hijriah Syamsiah (1970), untuk keempat kalinya beliau ditangkap oleh SAVAK karena berbagai aktivitas ilmiah dan perjuangan beliau terhadap Rezim Syah.
Penangkapan Kelima
Mengenai penangkapan kelimanya, Ayatullah Khamenei menulis, “Pada tahun 1348 Hijriah Syamsiah (1969), terbuka peluang untuk melakukan perlawanan bersenjata di Iran. Sensitifitas dan kekerasan agen-agen Rezim Syah saat itu terhadap pribadi saya juga semakin meningkat mengingat gerakan perlawanan bersenjata tersebut tidak mungkin terlepas dari orang-orang seperti saya. Pada tahun 1350 Hijriah Syamsiah (1971), saya kembali dipenjara. Tindakan kekerasan yang dilakukan SAVAK di penjara secara jelas menunjukkan kekhawatiran mereka terhadap menyatunya gerakan perlawanan bersenjata dengan pusat-pusat pemikiran Islam. Dan mereka tidak dapat menerima fakta bahwa aktivitas ilmiah dan dakwah saya di Mashad dan Tehran tak ada kaitannya dengan gerakan perlawanan bersenjata itu. Setelah bebas dari penjara, pelajaran tafsir untuk umum dan kelas-kelas ideologi dan lain-lain, semakin meluas.”
Penangkapan Keenam
Antara tahun 1350 hingga 1353 Hijriah Syamsiah (1971-1974), pelajaran tafsir dan ideologi Ayatullah Khamenei digelar di tiga masjid yaitu masjid Karamat, masjid Imam Hasan as, dan masjid Mirza Ja’far, di kota Mashad. Ribuan warga khususnya para pemuda revolusioner memenuhi ketiga masjid tersebut untuk mendengarkan pemikiran dan pelajaran Ayatullah Khamenei. Pelajaran Nahjul Balaghah beliau juga sangat diminati. Penjelasan Nahjul Balaghah beliau yang ditulis dalam bentuk diktat berjudul “Partuee az Nahjul Balaghah” (Seberkas cahaya dari Nahjul Balaghah) diperbanyak dan disebar luas oleh para pemuda revolusioner. Mereka yang menimba pelajaran tentang hakikat dan perjuangan dari Ayatullah Khamenei, lantas menyebar ke seluruh penjuru di Iran dan menjelaskan tentang hakikat serta mempersiapkan mental warga bagi membela gerakan revolusi besar Islam.
Pada bulan Dey 1353 Hijriah Syamsiah (Januari 1975), SAVAK menyerbu rumah Ayatullah Khamenei. Selain menangkap beliau, para agen SAVAK juga merampas seluruh artikel maupun catatan beliau. Ini merupakan penangkapan keenam dan masa penahanan yang paling sulit. Ayatollah Khamenei disekap dalam penjara Komite Gabungan Kepolisian hingga musim gugur tahun 1354 Hijriah Syamsiah (mendekati bulan-bulan akhir tahun 1975). Selama masa penahanan, beliau diperlakukan dengan sangat keji. Kepedihan yang dialami Ayatullah Khamenei selama masa penahanan itu menurut beliau hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang pernah merasakan kondisi yang sama. Setelah bebas, Ayatullah Khamenei kembali ke kota Mashad dan tetap melanjutkan aktivitas ilmiah dan revolusionernya. Namun kali ini beliau tidak dapat membuka kelas-kelas terbuka seperti sebelumnya.
Di Pengasingan
Rezim Syah Pahalevi pada akhir tahun 1356 Hijriah Syamsiah (1978), menangkap dan mengasingkan Ayatullah Khamenei ke kota Iranshahr selama tiga tahun. Pada pertengahan tahun 1357 (akhir 1978), menyusul semakin tajamnya perjuangan warga muslim revolusioner Iran, Ayatullah Khamenei dibebaskan dari pengasingan dan kembali ke kota Mashad. Beliau berada di barisan terdepan perjuangan rakyat Iran melawan Rezim Pahlevi dan SAVAK. Setelah 15 tahun berjuang di jalan Allah swt secara ksatria serta ketabahan dalam menghadapi segala kesulitan, akhirnya beliau dapat merasakan hasil dari perjuangan dan perlawanan tersebut yaitu kemenangan Revolusi Islam Iran dan tumbangnya rezim despotik Syah Pahlevi, serta terbentuknya kedaulatan Islam di negeri ini.
Detik Menjelang Kemenangan
Menjelang kemenangan Revolusi Islam, sebelum kepulangan Imam Khomeini r.a dari Paris ke Tehran, sesuai instruksi Imam, dibentuklah Dewan Revolusi Islam yang dianggotai oleh sejumlah tokoh pejuang seperti Ayatullah (Syahid) Mutahhari, Ayatullah (Syahid) Beheshti, Hashemi Rafsanjani, dan lain-lain. Imam Khomeini juga merekomendasikan Ayatullah Khamenei untuk menjadi anggota dewan. Pesan Imam Khomeini r.a itu disampaikan kepada Ayatullah Khamenei oleh Syahid Muthahhari, dan setelah itu Ayatullah Khamenei berangkat dari Mashad menuju Tehran.
Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei tetap melanjutkan aktivitas dan kerja keras untuk merealisasikan cita-cita revolusi. Aktivitas dan jabatan yang beliau emban sangat penting khususnya jika dilihat dengan memandang kondisi saat itu. Berikut ini adalah ringkasan aktivitas penting beliau:
● Ikut mendirikan Partai Republik Islam pada bulan Esfand tahun 1357 Hijriah Syamsiah (Maret 1979) dengan kerjasama sejumlah ulama pejuang seperti Syahid Beheshti, Syahid Bahonar, Hashemi Rafsanjani, dan lain-lain.
● Menjabat sebagai Deputi Menteri Pertahanan Iran, tahun 1358 Hijriah Syamsiah (1979).
● Pemimpin Pasukan Garda Revolusi Islam Iran, tahun 1358 Hijriah Syamsiah (1979).
● Imam Jum’at Tehran, tahun 1358 Hijriah Syamsiah (1979).
● Wakil Imam Khomeini r.a di Dewan Tinggi Pertahanan, tahun 1359 Hijriah Syamsiah (1980).
● Wakil warga Tehran di Majles Shura Islami (Parlemen Iran), tahun 1358 Hijriah Syamsiah (1979).
● Partisipasi aktif beliau dengan mengenakan seragam militer di medan perang ‘pertahanan suci’ melawan Irak pada tahun 1359 Hijriah Syamsiah (1980), menyusul invasi pasukan Irak terhadap wilayah Iran. Dalam perang ini Irak diprovokasi dan dipersenjatai oleh kekuatan arogan dunia termasuk AS dan Uni Soviet.
● Gagalnya percobaan teror terhadap beliau oleh kelompok munafiqin di masjid Abu Dzar Tehran, tahun 1360 Hijriah Syamsiah (1981).
● Menjabat sebagai Presiden Republik Islam Iran, menyusul gugur syahidnya Muhammad Ali Rajaee, Presiden kedua Republik Islam Iran. Pada bulan Mehr tahun 1360 Hijriah Syamsiah (1981), Ayatullah Khamenei memperoleh lebih dari 16 juta suara warga, dan dilantik sebagai Presiden Republik Islam Iran setelah mendapat pengukuhan dari Imam Khomeini r.a. Beliau juga terpilih untuk kedua kalinya pada tahun 1364 hingga 1368 Hijriah Syamsiah (1985).
● Ketua Dewan Revolusi Kebudayaan, tahun 1360 Hijriah Syamsiah (1981).
● Ketua Dewan Penentu Kebijakan Negara, tahun 1366 Hijriah Syamsiah (1987).
● Ketua Dewan Revisi Konstitusi, tahun 1368 Hijriah Syamsiah (1989).
● Ditunjuk oleh Dewan Ahli untuk menjadi Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, yang dimulai sejak 14 Khordad, sepeninggal Imam Khomeini r.a. Pilihan ini sangat tepat, karena beliau memiliki kelayakan sepenuhnya untuk bukan saja membimbing warga Muslim Iran, melainkan umat Islam di seluruh dunia (1989).
Karya Tulis
1- Tarh-e Kulli-e Andishe-e Eslami dar Qor’an (Program Komprehensif Pemikiran Islami Dalam AlQuran).
2- Az Jarfha-ye Namaz (Dari Kedalaman Shalat)
3- Goftari dar Bab-e Sabr (Pembahasan tentang Kesabaran)
4- Chahar Ketab-e Asli-e Elm-e Rejal (Empat Buku Utama Ilmu Rijal)
5- Wilayat (Kepemimpinan).
6- Gozaresh az Sabeqe-e Tarikhi va Auza-e Konouni-e Hauze-e Elmiye-e Mashhad (Laporan Mengenai Sejarah dan Kondisi Terkini Hauzah Ilmiah Mashad).
7- Zendeginame-e Aimme-e Tashayyo’ (Riwayat Hidup Para Imam Syiah) -belum dicetak.
8- Pishvaye Sadeq (Pemimpin yang Jujur)
9- Vahdat va Tahazzob (Persatuan dan Kepartaian)
10- Honar az Didgah-e Ayatollah Khamenei (Seni Menurut Ayatullah Khamenei)
11- Dorost Fahmidan-e Din (Pemahaman Benar Tentang Agama)
12- (Onsor-e Mobarezeh dar Zendegiy-e Aimmeh (Unsur Perjuangan Dalam Kehidupan Para Imam a.s)
13- Ruh-e Tauhid, Nafy-e Obudiyyate Gheire Khoda (Ruh Ketauhidan, Penafian Penghambaan Selain Allah swt)
14- Zarurat-e Bazgasht be Qor’an (Urgensi Kembali Kepada AlQuran)
15- Sire-ye Emam-e Sajjad (Sejarah Imam Sajjad a.s)
16- Imam Ridha as va Velayatahdi (Imam Ridha a.s dan Posisi Putra Mahkota)
17- Tahajom-e Farhangi (Serangan Budaya), disusun dari kumpulan pidato dan pesan Rahbar.
18- Hadis-e Velayat (Hadis Kepemimpinan), kumpulan pidato dan pesan Rahbar yang hingga kini telah dicetak sebanyak sembilan jilid.
Terjemah
1- Solh-e Emam Hasan (Perdamaian Imam Hasan as), karya Razi Aali Yaasin.
2- Ayandeh dar Qalamrove Islam (Masa Depan Dalam Kekuasaan Islam), karya Sayyid Qutb.
3- Mosalmanan dar Nehzat-e Azadi-e Hindustan (Muslimin Dalam Gerakan Kebebasan India), karya Abdul Mun’im Namri Nasri.
4- Eddea nameh Alahe tamaddon-e Gharb (Gugatan Terhadap Kebudayaan Barat), karya Sayyid Qutb.
sumber ;http://yusufmuhamad12.blogspot.com/

palestina

Ilustrasi/telegraph.co.uk
TEHERAN –Menyusul gencatan senjata yang disepakati antara Israel dan kelompok Hamas pada Kamis (22/11) dini hari, Iran melalui sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi  Saeed Jalili memperingatkan Israel dan AS jika menyerang lagi Palestina.
“Republik Islam Iran mengucapkan selamat kepada orang-orang yang tertindas di Palestina atas kemenangan terhadap rezim Zionis dalam perang delapan hari dan menyerukan kepada semua kelompok perlawanan agar terus semangat berjuang,” kata Jalili dalam pernyataan.
Dia menambahkan kemenangan rakyat Gaza atas rezim Zionis menunjukkan bahwa perlawanan Palestina semakin tumbuh dan lebih kuat serta bahwa kekuatan rezim Israel makin berkurang.
“Republik Islam Iran akan terus mendukung perlawanan Palestina dengan kehormatan dan soliditas seperti yang terjadi di masa lalu, dan memperingatkan Amerika Serikat serta sekutu Barat lain rezim Zionis terhadap mendukung tindakan penjahat rezim pendudukan,” kata Jalili.
Dia lebih jauh mendesak negara-negara Muslim untuk memainkan peran mereka membantu membebaskan Al Quds dengan mengambil langkah-langkah efektif.
Perdana Menteri Hamas Ismail Haniyeh pada Kamis (22/11) berterima kasih atas dukungan Iran kepada orang-orang Gaza. (Antara/ms)
sumber :Ilustrasi/telegraph.co.uk  . 

Kertas Ilmu








Kamis, 20 Desember 2012

syafaat Rasulullah

syafaat bukan saja pemberian kemudahan bagi kaum muslim atau non muslim tetapi orang itu sendiri yang melakukan perbuatan dialam dunia , kita tau bahwa dalam padang mahsyar semua orang akan membutuhkan syafaat dari nabi rasulullah dan ahlul bait ,yaitu imam 12. karna mereka adalah seorang  manusia suci dari yang lain ., kita diciptakan , bumi ,langi ,alam semesta dan semua yang ada di maujud itu karna rasulullah dan Alhlul bait nya , maka dari itu yang berhak memberikan syafaat kepada semua orang adalah mereka , justru kita sendiri tak ada orang yang tahu siapa itu ahlul bait , dari kata lain bahwa kita harus tahu siapa mereka semua itu , dalam buku"KEC UALI ALI" , imam ali Lah yang akan memberi syafaat kepada orang muslim yang dicintainya , dan semua panji syafaat adalah rasulullah , untuk itu renungkanlah apakah kita pantas diberi syafaat oleh mereka , tentunnya tidak karna kita belum tahu siapa mereka
sumber ; kertas ilmu

imam mahdi

Imam Mahdī (Arab الإمام المهدي, Muhammad al-Mahdī, Mehdi; "Seseorang yang memandu") adalah seorang muslim berusia muda yang akan dipilih oleh Allah untuk menghancurkan semua kezaliman dan menegakkan keadilan di muka bumi sebelum datangnya hari kiamat.


Imam Mahdi sebenarnya adalah sebuah nama gelar sebagaimana halnya dengan gelar khalifah, amirul mukminin dan sebagainya. Imam Mahdi dapat diartikan secara bebas bermakna "Pemimpin yang telah diberi petunjuk". Dalam bahasa Arab, kata Imam berarti "pemimpin", sedangkan Mahdi berarti "orang yang mendapat petunjuk".


Nama Imam Mahdi sebenarnya seperti yang disebutkan dalam hadist di bawah, ia bernama Muhammad (seperti nama Nabi Muhammad), nama ayahnya pun sama seperti nama ayah Nabi Muhammad SAW yaitu Abdullah. Nama Imam Mahdi sama persis dengan Rasulullah SAW yaitu Muhammad bin Abdullah.


  “Andaikunia tinggal sehari sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku (Muhammad bin Abdullah) . Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.” (HR abu Dawud 9435)

imam khomeini

Ruhollah Khomeini


Ayatollah Ruhollah Musavi Khomeini
Pemimpin Agung Republik Islam Iran ke-1




















Sayyid Ayatollah Ruhollah Khomeini (lahir di Khomein, Provinsi Markazi, 24 SeptemberSayyid Khomein, Provinsi Markazi, 24 Septembe 1902 – meninggal di Tehran, Iran, 3 Juni 1989 pada umur 86 tahun) ialah tokoh Revolusi Iran dan merupakan Pemimpin Agung Iran pertama. Lahir di Khomeyn, Iran. Ia belajar teologi di Arak dan kemudian di kota suci Qom, di mana ia mengambil tempat tinggal permanen dan mulai membangun dasar politik untuk melawan keluarga kerajaan Iran, khususnya Shah Mohammed Reza Pahlavi. Uji utama pertamanya – dan rasa politik pertama yang sesungguhnya – tiba pada 1962 saat pemerintahan Shah berhasil mendapatkan RUU yang mencurahkan beberapa kekuasaan pada dewan provinsi dan kota. Sejumlah pengikut Islam keberatan pada perwakilan yang baru dipilih dan tak diwajibkan bersumpah pada al-Qur'an namun pada tiap teks suci yang dipilihnya. Khomeini menggunakan kemarahan ini dan mengatur pemogokan di seluruh negara yang menimbulkan penolakan pada RUU itu. Khomeini menggunakan posisi yang kuat ini untuk menyampaikan khotbah dari Faiziyveh School yang mendakwa negara berkolusi dengan Israel dan mencoba "mendiskreditkan al-Qur-an." Penangkapannya yang tak terelakkan oleh polisi rahasia Iran, SAVAK, memancing kerusuhan besar-besaran dan reaksi kekerasan yang biasa oleh pihak keamanan yang mengakibatkan kematian ribuan orang.
Khomeini terus susah selama tahun-tahun berikutnya dan pada peringatan pertama kerusuhan pasukan Shah bergerak ke kota Qom, menahan Imam sebelum mengirimnya ke pembuangan di Turki. Ia tinggal sebentar di sana selama sebelum pindah ke Irak di mana melanjutkan pergolakan untuk jatuhnya rezim Shah. Pada 1978 pemerintahan Shah meminta Irak untuk mengusirnya dari Najaf, lalu ia menuju Paris selama sementara profilnya berkembang sebagai refleksi langsung kejatuhan Shah. Peringatan menggelikan yang terkemudian di Persepolis mulai grate dengan orang banyak dan menyusul rangkaian kekacauan keluarga Shah meninggalkan negeri pada Februari 1979, meratakan jalan untuk kembalinya Khomeini dan 'Permulaan Revolusi Islamnya'. Disambut ratusan ribu rakyatnya di bandara dan ribuan lebih lanjut yang berjajar sepanjang jalan kembali ke Teheran. Ayatollah sudah sepantasnya memandang Iran sebagaimana dirinya, dan Khomeinipun menjadi pemimpin spiritual. Teheran menjadi kursi kekuatan, jauh dari jantung kota Qom.
Pada 1981 Irak menyerang Iran. Perang itu berlangsung 8 tahun penuh yang menghancurkan hidup jutaan muslimin pada kedua sisi tanpa keuntungannya pada tiap yang bertempur.
Khomeini meninggal di Teheran pada 3 Juni 1989.


Sabtu, 15 Desember 2012

Ya Allah berilah aku cinta , cinta kepada orang yang mencintaimu, cinta kepada hal" yang dapat mendekatkanku kepada cintamu ,jadikanlah  aku lebih mencintaimu dari air sejuk saat kehausan

Khulasoh Ta’lim Muharram 1434 H. (1)

Assalamu Alaika Ya Aba Abdillah
Madrasah Karbala kembali membuka gerbangnya untuk kita. Imam Husain as dan keluarga serta sahabat setianya siap menjadi guru sejati kita. Di bulan Muharram ini, para pecinta Husain kembali dirundung duka. Namun, Asyura bukan hanya tentang duka, tapi tentang segalanya yang dibutuhkan manusia untuk mencapai kesempurnaan. Keberanian, kesetiaan, pengorbanan, dan semua ilmu penting tertuang di hamparan gersang padang Karbala yang menjadi saksi tumpahnya darah Sayyidus Syuhada Imam Husain as. Berikut adalah beberapa poin penting dari ceramah para asatidz dalam Majlis Aza’ Imam Husain as yang diadakan di Mushalla al-Muttaqin, Guyangan, Bangsri, Jepara.
Malam Pertama
Ceramah disampaikan oleh Ustadz Nur Alim yang membahas tentang kemuliaan kepribadian Imam Husain, baik di sisi Allah swt maupun Rasulullah saw, (14-11-12)
~. Ahlulbayt as selalu menghadiri Majlis Aza’ Imam Husain as.
~. Allah memuji dan memuliakan Imam Husain dalam ayat-ayat al-Qur’an seperti:
~. Ayat Tathhir (al-Ahzab:33). Dalam ayat terkenal ini, Imam Husain yang termasuk Ahlulbayt dan Ahlulkisa’ disucikan Allah sesuci-sucinya.
~. Ayat Mawaddah (asy-Syura:22). Rasulullah saw tidak membutuhkan ‘upah’ atas dakwah beliau selain “kecintaan pada al-Qurba (keluargaku).” Kata al-Qurba bermakna Ahlulbayt dan Imam Husain as termasuk Ahlulbayt.

~.Surat ad-Dahr (al-Insan). Dalam surat ini Allah memuji keluarga Sayyidah Fathimah- termasuk di dalamnya Imam Ali, Imam Hasan, Imam Husain, dan Fidhdhah- karena berpuasa (nadzar) selama tiga hari berturut-turut. Dan mereka hanya berbuka dengan segelas air selama tiga hari tersebut. Karena makanannya diberikan kepada orang miskin, anak yatim, dan tawanan.
~. Dalam hadits Nabi pun Imam Husain memiliki kedudukan yang tinggi.
~. Rasulullah saw bersabda, “Husain dariku dan aku dari Husain.” Kalimat pertama bermakna jelas. Sedangkan kalimat kedua bermakna bahwa perjuangan Rasulullah akan terus berlanjut dengan perjuangan –bahkan syahadah- Imam Husain as.
~. Rasulullah saw bersabda, “Dalam terbunuhnya Husain terdapat bara dalam hati orang mukmin yang tak akan pernah padam.”
~. Maka, memperingati hari syahadah beliau adalah sebuah kemestian.
Malam ke-2
Malam itu (15/11) adalah giliran ustadz Miqdad Turkan menyampaikan pelajaran-pelajaran penting dari Karbala. Beliau memfokuskan pembahasan tentang ujian dari Allah
~. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Q.S. al-Ankabut:2-3)
~. Fitnah = cobaan
~.  Sepanjang sejarah, orang-orang yang mengaku beriman selalu diuji; apakah memang benar-benar beriman atau hanya kata-kata.
~.Umat Nabi Shaleh dicoba dengan unta ynag keluar dari gunung. Umat Nabi Daud dicoba dengan air sungai ketika berangkat perang.
~. Kita dicoba dengan peristiwa Karbala; apakah kita benar-benar merasakan duka Rasulullah di bulan Muharram ini atau tidak.
~. Imam Ja’far Shadiq as berkata, “syiah kami adalah yang bergembira karena kegembiraan kami dan bersedih karena kesedihan kami.”
~. Dikisahkan, suatu subuh Rasul bercerita kepada sahabat-sahabatnya tentang surga, beliau dan sahabatnya pun bergembira. Lalu, datanglah Imam Hasan dan Imam Husain. Tiba-tiba berubahlah wajah Rasulullah menjadi bersedih. Rasul lalu mencium bibir Imam Hasan dan mencium leher Imam Husain.
~. Ada seorang sahabat Imam Husain yang bernama Wahab al-Kalbi. Dia dulunya seorang non-muslim yang masuk islam ketika bertemu Imam Husain daalm perjalanan Imam menuju Karbala. Dia membawa serta ibu dan istrinya yang baru saja ia nikahi. Ia syahid di haribaan Imam Husain as.
~. Kita harus memiliki hubungan batin dengan Rasulullah saw dan Ahlulbayt as.
Malam ke-3
Adalah Sayyid Haydar al-Idrus yang menjelaskan kepada hadirin beberapa pelajaran dari Madrasah Karbala, (16/11)
~. Ada yang menganggap Muharram sebagai bulan mistik, ada juga yang menganggapnya bulan momok. Ada yang acuh tak acuh dengan Muharram. Ada yang menilai Muharram dengan rasio belaka. Ada pula kelompok santri dan agamis, namun karena korban dari sejarah yang salah, menyambut Muharram dengan suka cita. Dan kelompok terakhir adalah yang menyambut mereka Muharram dengan penuh khidmat dan duka.
~. Apa pentingnya kita selalu mengenang Ahlulbayt?
~. Masyarakat yang tak mengenal sejarah pasti masyarakat yang bodoh. Dalam al-Qur’an justru banyak menyinggung sejarah umat terdahulu. Hal ini agar kita bisa mengambil pelajaran dari sejarah dan kita jadikan bekal di masa depan.
~. Kita memiliki dua pusaka; al-Qur’an dan Ahlulbayt.
~. Sebagaimana  disuruh membaca dan mengkaji al-Qur’an berulang-ulang, demikian juga kita disuruh untuk mengkaji kehidupan Ahlulbayt, terlebih Imam Husain as.
~. Dalam sehari-hari, kita dihimbau agar selalu mengenang imam Husain as. Seperti bersujud di atas turbah imam Husain, ketika minum mengingat kehausan imam, dan dalam hari-hari besar kita disunnahkan agar berziarah kepada imam as.
~. “Bagi siapa saja yang mengambil pelajaran Karbala seutuhnya maka ia akan menjadi manusia yang sukses, dan akan selalu hidup”
~. Imam Khomeini sanggup mengalahkan rezim Pahlevi karena mengambil pelajaran dari Karbala.
~. Ada seorang penulis kristen bernama Antonio Baara. Ia seorang peneliti agama. Setelah mendengar sekilas tentang imam Husain, timbul keinginannya untuk meneliti perjuangan imam Husain. Ketika meneliti ia sangat takjub. Di satu sisi, imam Husain adalah manusia suci, agung, dan pahlawan. Di sisi lain, kebanyakan umat islam tidak mengenal imam Husain. Ketika meneliti selama lima tahun, padahal biasanya penelitiannya hanya dalam dua tahun, ia sering berkata, “tidak ada habisnya pelajaran dari beliau (imam Husain)”, “aku sekarang adalah orang syi’ah”, “aku sekarang adalah pecinta Husain”, “syi’ah adalah cinta yang tertinggi.” Bukunya ia beri judul, ‘Imam Husain Bukan Milik Syiah Saja, Imam Husain Milik Semua.’Bukunya telah diterjemahkan ke dalam 17 bahasa dalam 20 negara.
~. Semua pelajaran Karbala ditampakkan tidak hanya dengan kata, namun juga perbuatan.
Malam ke-4
Sayyid Husain Musawa pada hari sabtu (17/11)
~. Alkisah, ada seorang wanita janda yang mengandung. Dia tinggal di dekat makam imam Husain as. Karena salah informasi dan akidah, ia menganggap ziarah itu syirik. Dia sangat membenci para peziarah imam Husain karena menurutnya mereka itu musyrik. Anak lelakinya kemudian lahir. Ia selalu mengasuh anaknya dengan mengasah pisau. Dia ingin anaknya menjadi ‘pejuang’ yang membunuh para peziarah. Ia berkata pada anaknya, “wahai anakku, aku berusaha mendidikmu jadi pejuang! ambillah belati ini dan bunuh para peziarah!” Pada malam hari, ia bersembunyi di balik semak-semak, menanti para peziarah lewat. Dia tertidur lalu bermimpi dipukul oleh dua malaikat dan diseret ke neraka. Tiba-tiba sayyidah Fathimah menghalangi dua malaikat itu. Sayyidah Fathimah berkata, “jangan kalian jebloskan ia ke neraka, karena di tubuhnya ada debu-debu peziarah Husain.” Ketika ia bangun, ia melihat segerombolan peziarah melewatinya. Badannya penuh dengan debu mereka. Ia lalu pulang lalu berkata pada ibunya, “wahai ibuku, engkau salah. Para peziarh itu adalah orang-orang yang akan mendapatkan syafaat sayyidah Zahra.”
~. Julukan lain imam Husain adalah ‘pemberi syafaat umat’.
~. Dalam hadits safinah, imam-imam Ahlulbayt adalah bahtera penyelamat. Namun bahtera imam Husain lebih besar dan lebih cepat.
~. Iran menjadi negara yang kuat karena kecintaan mereka yang luar biasa kepada imam Husain as.
~. “Jikalau tidak karena perjuangan imam Husain, maka tidak akan ada islam hingga kini.”
~. Di seluruh hari-hari besar, salah satu amalan yang paling afdhal adalah membaca ziarah Asyura.
~. Imam Husain berkata, “aku keluar untuk melakukan ishlah (perbaikan) dalam tubuh umat kakekku”
~. Imam Husain keluar juga untuk amr ma’ruf nahi munkar.
~. Kenapa imam Husain mengatakan, ‘adakah penolong yang mau menolong kami?’
~. Makna dari perkataan itu ialah bahwa imam tidak meneriakkan kata-kata itu untuk orang-orang yang ada di sana (Karbala), tapi untuk kita, seluruh pecinta imam Husain di setiap waktu dan tempat.
~. Di setiap masa ada orang semisal Yazid dan imam Husain.
~. Untuk bisa mendapatkan syafaat imam Husain, kita harus selalu bersama beliau as.
Malam ke-5 (18/11)
Ustadz Muhammad Ali mengupas pertanyaan, mengapa imam Husain membawa serta anak-anak dan para wanita ke Karbala? Sebelumnya Ustadz Ali juga menyampaikan beberapa pesan ayatullah Makarim Syirazi perihal majlis aza’ imam Husain.
~. Ayatullah Makarim Syirazi berpesan perihal majlis aza’ imam Husain bahwa Asyura dari hari ke hari semakin semarak. Kita harus menyemarakkan Asyura lagi, karena semua kemajuan berawal dari hadirnya kita di majlis aza’ imam Husain as.
~. Beliau juga berpesan apabila masuk waktu salat, majlis aza’ harus dihentikan sebagai bentuk penghormatan kepada salat.
~. Hendaknya masyarakat juga berperan serta dalam menyemarakkan majlis aza’.
~. Para maksum takkan berbuat tanpa hikmah. Setiap gerakan mereka memiliki rahasia.
~. Kenapa imam Husain membawa anak-anak dan para wanita? Para pembesar agama pada masa itu menentang hal ini.
~. Menurut ayatullah Baqir Hakim, imam Husain tidak mungkin meninggalkan mereka, karena mereka memiliki peran sentral.
~. Umat pada masa itu sudah sangat bebal, bodoh, dan tidak bisa diomongi. Hati mereka keras. Hanya dengan sesuatu yang menyayat hati lah mereka bisa disadarkan. Siapa yang tidak tergugah hatinya ketika melihat Ali Ashgar, bayi kecil, dipanah lehernya? Para wanita ditawan? Kemah-kemah dibakar? Perhiasan-perhiasan mereka dirampas?
~. Hasil nyata pada saat itu adalah tobatnya al-Hurr ar-Riyahi dan kebangkitan Mukhtar Tsaqafi.
~. Tugas lain dari para wanita dan anak-anak adalah menyambungkan misi imam Husain, atau sebagai penyambung lidah imam Husain.
~. Jika seluruh pria mati, dan tak ada para wanita, mungkin cerita Asyura hanya sebatas cerita tanpa makna.