
Beliau
mengatakan, "Demi meraih cita-cita dan menggagalkan langkah musuh, saat
hadir memeriahkan pemilu nanti, dari beberapa kandidat yang
direkomendasikan oleh Dewan Garda Konstitusi, rakyat Iran hendaknya
memilih seorang yang layak, saleh, mukmin, revolusioner, ‘resisten,
bertekad dan gigih', dan memiliki jiwa berjihad. Orang inilah yang bakal
mengemban beban berat ‘kehormatan dan kemajuan negara' lebih baik dari
kandidat-kandidat yang lain."
Pemimpin
Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa pemilu mendatang merupakan
masalah paling penting bagi negara ini. Seraya menyinggung pengaruh
peristiwa ini dalam jangka pendek dan jangka panjang, beliau
menandaskan, "Dari pemilu ini rakyat akan memilih satu orang yang akan
memimpin negara dan mengelola permasalahan-permasalahannya untuk masa
tugas empat tahun. Tapi keputusan dan kinerja baik atau buruk yang
dilakukannya mungkin akan berpengaruh bahkan sampai 40 tahun ke depan.
Realitas ini menunjukkan betapa urgennya pemilihan presiden."
Mengenai
pentingnya pemilihan presiden 14 Juni mendatang, Ayatollah al-Udzma
Khamenei mengatakan, "Meski masih ada waktu satu bulan sampai
pelaksanaan pemilu, masalah ini sudah menjadi isu penting di tingkat
dunia. Bahkan para pemikir dunia dan musuh-musuh Iran sudah menyorot
segala persiapannya dengan cermat."
Seraya
menjelaskan bahwa musuh punya rencana lain di balik pelaksanaan pemilu
di Iran, beliau menambahkan, "Rakyat Iran mencari figur yang terbaik
untuk membawa Iran maju secara materi dan spiritual dengan lebih cepat.
Selain menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang ada dan meningkatkan
kesejahteraan hidup, dia juga akan mengangkat tinggi kehormatan dan
kemerdekaan Iran dengan siraman semangat, tekad, dan optimisme rakyat."
Beliau
menggarisbawahi, "Seiring dengan upaya menurunkan animo rakyat dalam
pemilu, musuh juga mencari sosok figur yang tidak menyandang
kriteria-kriteria kelayakan. Dengan begitu mereka bisa menyeret Iran
kepada kebergantungan, kelemahan, keterbelakangan di berbagai bidang dan
posisi yang selalu mengikuti jejak kebijakan asing."
Rahbar
mengatakan, "Tentunya, pada tahap awal mereka berusaha menggagalkan
pelaksanaan pemilu. Tapi ketika tidak berhasil, mereka berupaya menebar
kekecewaan di tengah rakyat supaya bisa meredupkan gegap gempita pemilu
atau mempengaruhi pilihan rakyat."
Seraya
menyebut langkah menebar kekecewaan rakyat terhadap pemilu sebagai
taktik utama musuh, beliau mengungkapkan, "Mereka ingin meyakinkan opini
umum bahwa ikut memberikan suara dalam pemilu tidak ada gunanya sama
sekali. Karena itu untuk apa kita harus ikut pemilu?"
Ayatollah
al-Udzma Khamenei menyinggung aksi-aksi yang dilakukan media-media
massa raksasa dan kantor-kantor berita Zionis dalam beberapa pekan
terakhir, seraya mengatakan, "Mengesankan kondisi negara ini kritis,
membesar-besarkan kesulitan yang ada, meyakinkan adanya keputusasaan
dalam mengatasi problem dan mengesankan kekelaman masa depan bangsa
adalah bagian dari cara-cara yang kini digunakan media-media kebohongan
dan media distorsi raksasa dunia dalam meredupkan animo umum pemilu di
Iran."
Beliau
menambahkan, "Memang di negara ini ada sejumlah problem seperti
tingginya harga barang dan masalah lapangan kerja. Tapi adakah negara di
dunia ini yang tidak punya masalah sama sekali? Bukankah pekikan slogan
yang setiap hari terdengar di Eropa adalah bukti bahwa negara-negara
Eropa kini tenggelam dalam kesulitan?"Membandingkan
kondisi Iran dengan kondisi sejumlah negara lainnya, Pemimpin Besar
Revolusi Islam menegaskan, "Negara manakah yang punya independensi
nasional serta solidaritas dan persatuan seperti bangsa Iran? Negara
manakah yang punya sekian banyak pemuda penuh semangat yang sedang
berjuang untuk membuka medan keilmuan? Bangsa manakah yang berhasil
mencapai posisi sepenting dan sebesar Iran dalam pengaruhnya pada
rangkaian peristiwa yang terjadi di kawasan dan di dunia? Bangsa manakah
yang bisa berbuat seperti bangsa Iran yang terhormat ini dengan
menggagalkan tindakan-tindakan licik musuh-musuhnya dan terus
melanjutkan langkahnya ke depan dengan kepala tegak dan optimis?"
Setelah
menjelaskan ajang konfrontasi politik antara bangsa ini dan kubu
lawannya, beliau menandaskan, "Rakyat harus tahu bahwa partisipasi
secara meriah dalam pemilu akan menjamin keselamatan negara dan menekan
ambisi pihak-pihak asing untuk mengganggu dan melakukan kejahatan."
Kepada
para pejabat negara, aktivis politik dan pemilik media, Rahbar
mengimbau supaya memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada untuk
memberikan semangat dan optimisme kepada rakyat. Sebab, setiap orang
yang obyektif mencermati keadaan negara ini dan tekad serta kehendak
rakyatnya pasti optimis dengan masa depan negara ini.
Dalam
menyimpulkan konfrontasi politik ini beliau mengatakan, "Berdasarkan
pengetahuan saya akan bangsa Iran serta inayah dan kemurahan Allah Swt
yang sudah kita rasakan kali inipun rakyat Iran akan mengukir prestasi
membanggakan dan akan melayangkan pukulan telak ke muka musuh-musuhnya."
Di
bagian lain pembicaraannya, Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan
bahwa untuk memilih figur yang terbaik kriteria-kriterianya harus
dikenal dengan baik. Memilih calon presiden yang terbaik harus melalui
proses berpikir, berkonsultasi dan menggunakan hujjah syariat.
Menurut
beliau, orang yang paling layak dipilih adalah orang yang membulatkan
tekadnya untuk menjaga kehormatan negara dan memajukannya.
"Semua
yang didapat selama tiga dekade ini diperoleh berkat gerakan ke arah
cita-cita revolusi. Karena itu, orang yang kita pilih harus selalu
mengejar terwujudnya cita-cita itu dalam kondisi apapun," kata beliau.
Mengenai
slogan-slogan para kandidat presiden, Ayatollah al-Udzma Khamenei
mengingatkan untuk tidak mengumbar janji di luar wewenang dan kapasitas
seorang presiden atau di luar kemampuan negara. Rakyat Iran cukup cermat
dan mampu membaca janji-janji yang faktual.Terkait
banyaknya calon kandidat, beliau menyebut Dewan Garda Konstitusi
sebagai lembaga dengan anggota orang-orang yang saleh, mukmin dan
berwawasan luas yang secara undang-undang bertugas merekomendasikan
kepada rakyat para kandidat yang layak pilih. Dari para kandidat itulah
rakyat akan memilih yang terbaik untuk memimpin pemerintahan.
Lebih
lanjut Pemimpin Besar Revolusi Islam kembali mengimbau semua pihak
untuk patuh kepada hukum dan undang-undang. Menurut beliau, kerusuhan
yang terjadi pasca pemilu 2009 dipicu oleh sikap sebagian kalangan yang
memilih keluar dari jalur hukum. Akibatnya, rakyat tidak bisa menikmati
manisnya pesta demokrasi yang diikuti oleh 40 juta orang. Hukum dan
undang-undang, kata beliau, adalah sarana untuk menciptakan ketenangan
dan menjaga persatuan nasional.
Di
bagian lain pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut bulan
Rajab sebagai sarana persiapan untuk meningkatkan spiritualitas dan
maknawiyah setiap Muslim. Jika seseorang berhasil memanfaatkan bulan
Rajab dan bulan Sya'ban dengan baik, maka ia akan bisa menghadiri jamuan
Ilahi di bulan Ramadhan dengan lebih sempurna.
Seraya
mengenang kegigihan, semangat, dan ketegaran Imam Khomeini (ra) yang
sangat mengagumkan, beliau mengatakan, "Ketegaran Imam Khomeini (ra)
dalam menghadapi para arogan dunia adalah berkat air mata, ibadah, dan
munajatnya yang tulus dengan Tuhannya di malam hari.