Cari Blog Ini

Jumat, 01 Maret 2013

Ahli Shalat Harus Memperhatikan Kehalalan Tempat Dimana Dia Shalat

Ahli Shalat Harus Memperhatikan Kehalalan Tempat Dimana Dia Shalat
      Hujjatul Islam wa Muslimin Kazem Seddiqi dalam khutbah Jum'at yang disampaikannya Jum'at (1/3) di kota Teheran menyampaikan ucapan bela sungkawanya yang mendalam atas kepergian Ayatullah Khushvaqt beberapa waktu sebelumnya. Beliau berkata, "Beliau adalah sang pecinta dan seorang ahli ma'rifat. Beliau telah menjerat banyak hati pemuda untuk mencintainya, dan semua mengenal beliau sebagai guru akhlak yang fenomenal."Khatib Jum'at Teheran tersebut mengingatkan kepada para pendamba kedekatan dengan Allah SWT untuk mendirikan shalat di tempat yang terbaik. Beliau berkata, "Tempat yang mubah adalah syarat sahnya shalat, oleh karena itu tidak sedikit riwayat dari para Maksumin as yang mengingatkan akan keharaman mendirikan shalat ditempat yang diharamkan atau tidak ada izin dari pemiliknya." 
"Diantara pesan beliau, kita harus senantiasa mengharap Allah SWT menganugerahkan taufik kepada kita semua, sehingga dengan ketakwaan kita bisa bangkit dari kelalaian dan terhindarkan dari azab yang berat. Serta kitapun (dengan takwa itu) mampu untuk tidak memberi jalan kepada syaitan untuk membutakan mata dan hati kita." Lanjut Khatib Jum'at Teheran tersebut.
Dalam lanjutan khutbahnya, Hujjatul Islam wal Muslimin Seddiqi menyinggung mengenai hak Iran dalam mengembangkan aktivitas damai nuklir yang dipersoalkan banyak pihak sebagai sesuatu yang illegal. Beliau berkata, "Sikap Republik Islam Iran stabil. Sebab, bangsa Iran menilai aktivitas damai nuklir negara ini untuk keperluan ilmiah dan industri sebagai hak legal mereka, dan mereka tidak takut terhadap kekuatan apapun." 
Saat menyinggung pembicaraan terbaru antara Iran dan Kelompok 5+1 (Rusia, Cina, Perancis, Inggris, Amerika Serikat ditambah Jerman) di Almaty, Kazakhstan, Hujjatul Islam wal Muslimin Seddiqi menandaskan, sikap kelompok 5+1 dalam negosiasi di Kazakhstan lebih baik dan lebih realistik dibandingkan dengan perundingan sebelumnya.
Khatib Shalat Jumat Tehran juga menyinggung statemen Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang tidak membiarkan Iran memproduksi senjata nuklir. Beliau  mengatakan, berdasarkan penjelasan dan fatwa Rahbar (Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran) serta agama Islam, Iran tidak sedang mengejar untuk membuat senjata nuklir, sebab produksi senjata ini merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Hujjatul Islam wal Muslimin Seddiqi menambahkan, seandainya Republik Islam Iran berniat memproduksi senjata nuklir pun, tak ada kekuatan yang dapat menghalangi negara ini, bahkan Amerika Serikat.
Bangsa Iran, masih kata Hujjatul Islam wal Muslimin Seddiqi, selama 34 tahun berdiri melawan kekuatan bersenjata dunia dan dengan kemenangan berhasil melewati semua konspirasi musuh termasuk perang delapan tahun yang dipaksakan oleh rezim Bath Irak terhadap Iran.
"Segala bentuk usulan untuk menghentikan aktivitas damai nuklir Iran dianggap mandul oleh bangsa negara ini," tandasnya. Ditegaskannya bahwa tidak ada seorang pejabat pun yang berhak berkompromi dalam masalah ini.
Khatib Shalat Jumat Tehran saat menyinggung kesuksesan manuver militer Angkatan Darat Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) yang bersandi "Nabi Besar 8" mengatakan, pesan manuver ini adalah menunjukkan kekuatan bangsa Iran dan kemajuan militer negara ini di mana telah membuat musuh putus asa.
Hujjatul Islam wal Muslimin Seddiqi menilai pesan lain dari latihan militer tersebut adalah peringatan terhadap musuh Iran yang mempunyai niat untuk mengagresi negara ini.
"Mereka harus tahu bahwa bangsa Iran akan melawan semua kekuatan agresor dan akan menang seperti di hari-hari lalu," tegasnya.
Khatib Shalat Jumat Tehran menilai pesan perdamaian dan keamanan kepada negara-negara regional merupakan pesan lain dari Manuver Nabi Besar 8.
"Republik Islam Iran dalam kondisi sulit mampu berada di samping bangsa-bangsa di kawasan, sebab Republik Islam memiliki niat baik dan konstruktif terhadap negara-negara regional," pungkasnya sebagaimana di lansir dari IRIB Indonesia. 
Pada bagian lain khutbahnya, Khatib Jum'at Teheran tersebut mengingatkan kepada para pendamba kedekatan dengan Allah SWT untuk mendirikan shalat di tempat yang terbaik. Beliau berkata, "Tempat yang mubah adalah syarat sahnya shalat, oleh karena itu tidak sedikit riwayat dari para Maksumin as yang mengingatkan akan keharaman mendirikan shalat ditempat yang diharamkan atau tidak ada izin dari pemiliknya."
"Sebagaimana yang Amirul Mukminin ingatkan, bahwa meskipun hanya sebuah batu yang dipungut dari bahan bangunan (namun tanpa izin pemiliknya) maka batu itu akan menjadi perusak dan penghancur shalat. Ini adalah bukti kehati-hatian ajaran mazhab Ahlul Bait dalam menjaga harta milik orang lain."
"Menggunakan hak orang lain tanpa seizinnya bukan hanya memberi efek pada masalah ukhrawi namun juga duniawi. Imam Ja'far Shadiq as bersabda, "Barang siapa yang membangun rumah di atas tanah tanpa izin pemiliknya, maka pemilik tanah punya hak untuk membongkar rumah tersebut." Lanjutnya.
Ulama Teheran ini kemudian menambahkan dengan menukil hadits dari Rasulullah Saw, "Barang siapa yang menggunakan harta yang bukan haknya maka Allah senantiasa murka padanya, dan amal baik apapun yang dilakukannya buruk dalam pandangan Allah SWT. Kebaikan-kebaikannya tidak akan dicatat sampai ia bertaubat dan mengembalikan harta yang bukan miliknya itu."
"Oleh karena itu, ahli shalat harus memperhatikan hal ini sebaik mungkin. Jangan merampas hak orang lain, dan jangan sekalipun tanpa izin menggunakan barang orang lain atau begitu saja masuk ke tempat orang lain, (meskipun itu untuk mendirikan shalat). Imam Khomeini memesankan, "Ahli shalat harus memperhatikan tempat dimana dia akan mengadakan interaksi lebih dekat dengan Allah, jika dia mendirikan shalat di tempat yang tidak layak maka pada hakikatnya hanya jasmaninya saja yang shalat sementara batinnya tidak. Shalat yang memiliki derajat yang tinggi adalah shalat yang dikerjakan bersih secara lahir maupun batin dan disertai dengan ketundukan kalbu." Tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar