Hujjatul Islam wa Muslimin Kazem Seddiqi dalam
khutbah Jum'at yang disampaikannya Jum'at (1/3) di kota Teheran
menyampaikan ucapan bela sungkawanya yang mendalam atas kepergian
Ayatullah Khushvaqt beberapa waktu sebelumnya. Beliau berkata, "Beliau
adalah sang pecinta dan seorang ahli ma'rifat. Beliau telah menjerat
banyak hati pemuda untuk mencintainya, dan semua mengenal beliau sebagai
guru akhlak yang fenomenal."Khatib Jum'at Teheran tersebut mengingatkan kepada para pendamba
kedekatan dengan Allah SWT untuk mendirikan shalat di tempat yang
terbaik. Beliau berkata, "Tempat yang mubah adalah syarat sahnya shalat,
oleh karena itu tidak sedikit riwayat dari para Maksumin as yang
mengingatkan akan keharaman mendirikan shalat ditempat yang diharamkan
atau tidak ada izin dari pemiliknya."
"Diantara
pesan beliau, kita harus senantiasa mengharap Allah SWT menganugerahkan
taufik kepada kita semua, sehingga dengan ketakwaan kita bisa bangkit
dari kelalaian dan terhindarkan dari azab yang berat. Serta kitapun
(dengan takwa itu) mampu untuk tidak memberi jalan kepada syaitan untuk
membutakan mata dan hati kita." Lanjut Khatib Jum'at Teheran tersebut.
Dalam
lanjutan khutbahnya, Hujjatul Islam wal Muslimin Seddiqi menyinggung
mengenai hak Iran dalam mengembangkan aktivitas damai nuklir yang
dipersoalkan banyak pihak sebagai sesuatu yang illegal. Beliau berkata,
"Sikap Republik Islam Iran stabil. Sebab, bangsa Iran menilai aktivitas
damai nuklir negara ini untuk keperluan ilmiah dan industri sebagai hak
legal mereka, dan mereka tidak takut terhadap kekuatan apapun."
Saat
menyinggung pembicaraan terbaru antara Iran dan Kelompok 5+1 (Rusia,
Cina, Perancis, Inggris, Amerika Serikat ditambah Jerman) di Almaty,
Kazakhstan, Hujjatul Islam wal Muslimin Seddiqi menandaskan, sikap
kelompok 5+1 dalam negosiasi di Kazakhstan lebih baik dan lebih
realistik dibandingkan dengan perundingan sebelumnya.
Khatib
Shalat Jumat Tehran juga menyinggung statemen Presiden Amerika Serikat
Barack Obama yang tidak membiarkan Iran memproduksi senjata nuklir.
Beliau mengatakan, berdasarkan penjelasan dan fatwa Rahbar (Pemimpin
Besar Revolusi Islam Iran) serta agama Islam, Iran tidak sedang mengejar
untuk membuat senjata nuklir, sebab produksi senjata ini merupakan
kejahatan terhadap kemanusiaan.
Hujjatul
Islam wal Muslimin Seddiqi menambahkan, seandainya Republik Islam Iran
berniat memproduksi senjata nuklir pun, tak ada kekuatan yang dapat
menghalangi negara ini, bahkan Amerika Serikat.
Bangsa
Iran, masih kata Hujjatul Islam wal Muslimin Seddiqi, selama 34 tahun
berdiri melawan kekuatan bersenjata dunia dan dengan kemenangan berhasil
melewati semua konspirasi musuh termasuk perang delapan tahun yang
dipaksakan oleh rezim Bath Irak terhadap Iran.
"Segala
bentuk usulan untuk menghentikan aktivitas damai nuklir Iran dianggap
mandul oleh bangsa negara ini," tandasnya. Ditegaskannya bahwa tidak ada
seorang pejabat pun yang berhak berkompromi dalam masalah ini.
Khatib
Shalat Jumat Tehran saat menyinggung kesuksesan manuver militer
Angkatan Darat Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) yang bersandi
"Nabi Besar 8" mengatakan, pesan manuver ini adalah menunjukkan kekuatan
bangsa Iran dan kemajuan militer negara ini di mana telah membuat musuh
putus asa.
Hujjatul
Islam wal Muslimin Seddiqi menilai pesan lain dari latihan militer
tersebut adalah peringatan terhadap musuh Iran yang mempunyai niat untuk
mengagresi negara ini.
"Mereka harus tahu bahwa bangsa Iran akan melawan semua kekuatan agresor dan akan menang seperti di hari-hari lalu," tegasnya.
Khatib
Shalat Jumat Tehran menilai pesan perdamaian dan keamanan kepada
negara-negara regional merupakan pesan lain dari Manuver Nabi Besar 8.
"Republik
Islam Iran dalam kondisi sulit mampu berada di samping bangsa-bangsa di
kawasan, sebab Republik Islam memiliki niat baik dan konstruktif
terhadap negara-negara regional," pungkasnya sebagaimana di lansir dari
IRIB Indonesia.
Pada
bagian lain khutbahnya, Khatib Jum'at Teheran tersebut mengingatkan
kepada para pendamba kedekatan dengan Allah SWT untuk mendirikan shalat
di tempat yang terbaik. Beliau berkata, "Tempat yang mubah adalah syarat
sahnya shalat, oleh karena itu tidak sedikit riwayat dari para Maksumin
as yang mengingatkan akan keharaman mendirikan shalat ditempat yang
diharamkan atau tidak ada izin dari pemiliknya."
"Sebagaimana
yang Amirul Mukminin ingatkan, bahwa meskipun hanya sebuah batu yang
dipungut dari bahan bangunan (namun tanpa izin pemiliknya) maka batu itu
akan menjadi perusak dan penghancur shalat. Ini adalah bukti
kehati-hatian ajaran mazhab Ahlul Bait dalam menjaga harta milik orang
lain."
"Menggunakan
hak orang lain tanpa seizinnya bukan hanya memberi efek pada masalah
ukhrawi namun juga duniawi. Imam Ja'far Shadiq as bersabda, "Barang
siapa yang membangun rumah di atas tanah tanpa izin pemiliknya, maka
pemilik tanah punya hak untuk membongkar rumah tersebut." Lanjutnya.
Ulama
Teheran ini kemudian menambahkan dengan menukil hadits dari Rasulullah
Saw, "Barang siapa yang menggunakan harta yang bukan haknya maka Allah
senantiasa murka padanya, dan amal baik apapun yang dilakukannya buruk
dalam pandangan Allah SWT. Kebaikan-kebaikannya tidak akan dicatat
sampai ia bertaubat dan mengembalikan harta yang bukan miliknya itu."
"Oleh
karena itu, ahli shalat harus memperhatikan hal ini sebaik mungkin.
Jangan merampas hak orang lain, dan jangan sekalipun tanpa izin
menggunakan barang orang lain atau begitu saja masuk ke tempat orang
lain, (meskipun itu untuk mendirikan shalat). Imam Khomeini memesankan,
"Ahli shalat harus memperhatikan tempat dimana dia akan mengadakan
interaksi lebih dekat dengan Allah, jika dia mendirikan shalat di tempat
yang tidak layak maka pada hakikatnya hanya jasmaninya saja yang shalat
sementara batinnya tidak. Shalat yang memiliki derajat yang tinggi
adalah shalat yang dikerjakan bersih secara lahir maupun batin dan
disertai dengan ketundukan kalbu." Tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar