Sekitar 121 pengungsi Rohingya yang ditemukan mengapung di perairan
Indonesia dekat Aceh tersebut. Kondisinya mengenaskan, lemas karena
kelaparan. Warga Muslim yang tak diakui sebagai warga negara Myanmar ini
ditemukan terombang-ambing di laut, setelah perahu yang mereka tumpangi
bermasalah dengan mesin. Nelayan setempat membantu menarik perahu
mereka ke perairan Muara Batu.
Nelayan di Indonesia bagian barat, Selasa (26/2),
menyelamatkan puluhan warga Muslim Rohingya yang telah berlayar dari
Myanmar, demikian lapor AFP.
Ke-121
pencari suaka itu ditemukan terapung sekitar 25km dari desa pesisir Cot
Trueng, di ujung utara Sumatera, kata kepala desa Mukhtar Samsyah.
Pencari
suaka Farid Alam mengatakan perahu itu telah dicegat di perairan
Thailand oleh pasukan keamanan tiga hari setelah mereka meninggalkan
Myanmar empat minggu lalu.
"Mereka
naik ke atas perahu kami, membuang makanan dan bensin kami dan kemudian
menarik perahu kami jauh ke laut. Pada waktu malam, mereka menembaki
kami," katanya kepada AFP dari sebuah pusat penahanan imigrasi di
Lhokseumawe.
Alam
mengatakan pada awalnya ada selusin orang lebih banyak di atas perahu,
yang mungkin telah "ditembak mati dan jatuh ke laut".
Ditemukan Lemas Kelaparan
Sekitar
121 pengungsi Rohingya yang ditemukan mengapung di perairan Indonesia
dekat Aceh tersebut. Kondisinya mengenaskan, lemas karena kelaparan
Warga
Muslim yang tak diakui sebagai warga negara Myanmar ini ditemukan
terombang-ambing di laut, setelah perahu yang mereka tumpangi bermasalah
dengan mesin. Nelayan setempat membantu menarik perahu mereka ke
perairan Muara Batu.
Saat
ditemukan, mereka dalam keadaan lemas karena kelaparan. “Mereka
kelaparan karena sudah telantar berhari-hari. Persediaan makanan juga
sudah habis,” jelas salah satu staf imigrasi Lhokseumawe, Yusuf,
kemarin.
Dokter
di rumah sakit Lhokseumawe, Herry Luthfi, mengatakan bahwa mesin kapal
yang mereka tumpangi rusak. Kapal itupun ditemukan oleh nelayan di
wilayah yang terletak sekitar 25 kilometer dari lepas pantai.
Dari
121 pengungsi, enam di antaranya adalah wanita dan dua balita. Kepala
Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi
Lhokseumawe, Albert Delius, menyebutkan, mereka ditampung sementara di
rumah warga Desa Cot Trueng.
Menurut
Abert, untuk mendapat penanganan dan pengawasan yang lebih baik,
pihaknya akan memindahkan para imigran Rohingya ini ke kantor Imigrasi
lama di Kawasan Peunteut Lhokseumawe. “Mereka sudah didata dan akan
segera dipindahkan untuk mendapat pengawasan yang lebih baik,” katanya.
Kasus
etnis Rohingya terdampar di Aceh bukan yang pertama. Pada Januari 2009,
197 etnis Rohingya terdampar di perairan Sabang. Pada tahun yang sama,
127 lainnya terdampar di perairan Idi Rayeuk, Aceh Timur. Selanjutnya
pada 1 Februari 2012, sebanyak 54 warga Rohingya terdampar di perairan
Krueng Geukuh, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara. Mereka hendak mengarungi
samudera menuju tanah harapan di Australia, Malaysia dan Thailand.
‘Warga Rohingya adalah warga keturunan Benggala yang menetap di Negara Bagian Arakan, Myanmar. Mereka terpaksa lari dari kampung halamannya karena konflik komunal dengan warga pribumi Arakan,” cetusnya.
‘Warga Rohingya adalah warga keturunan Benggala yang menetap di Negara Bagian Arakan, Myanmar. Mereka terpaksa lari dari kampung halamannya karena konflik komunal dengan warga pribumi Arakan,” cetusnya.
Rohingya
juga tidak diakui sebagai warga Myanmar karena dianggap sebagai imigran
gelap. Mereka sering melarikan diri ke Bangladesh, Thailand, Malaysia
dan India. PBB menyebut warga minoritas Myanmar itu sebagai kelompok
minoritas yang paling teraniaya di dunia ini.
Diperkirakan, ada sekitar 800 ribu warga Rohingya yang tinggal di wilayah Rakhine. Namun, setelah bentrokan dengan etnis Budha Rakhine Juni tahun lalu, dicatat 100 orang tewas dan 75 ribu orang lainnya melarikan diri. Mayoritas dari korban adalah etnis Rohingya.
Diperkirakan, ada sekitar 800 ribu warga Rohingya yang tinggal di wilayah Rakhine. Namun, setelah bentrokan dengan etnis Budha Rakhine Juni tahun lalu, dicatat 100 orang tewas dan 75 ribu orang lainnya melarikan diri. Mayoritas dari korban adalah etnis Rohingya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar